KERAMIK
SEBAGAI BENDA FUNGSIONAL
DENGAN
DEKORASI BEBEK
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Keramik, telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kebudayaan manusia. Hampir dalam sepanjang sejarah kehidupan
manusia, sejak zaman Neolitikum hingga zaman modern, keramik selalu hadir.
Dalam perjalanan panjangnya, keramik, sama seperti bentuk kebudayaan lainnya
telah mengalami perubahan. Bentuk, teknik, dan cara pandang akan kegunaannya,
telah mengubah pandangan manusia terhadap keramik sebagai benda pendamping
hidup mereka
Barang – barang keramik dibuat dan dikembangkan berdasar atas kebutuhan
manusia. Bentuk – bentuk yang diambilpun dikembangkan berdasarkan alasan
tertentu sesuai dengan kegunaannya, hubungannya dengan kegiatan keagamaan,
sebagai pengganti dari benda atau material yang lebih berharga lain, keadaan
geografis dan iklim di tempat tinggal, dan masih banyak alasan yang berhubungan
dengan kebudayaan masing –masing. Kebutuhan hidup serta kebudayaan
manusia yang berbeda, nantinya akan memberikan pengaruh dalam perkembangan
bentuk dari keramik fungsional. Untuk keperluan apa keramik akan digunakan dan
dalam lingkungan seperti apa keramik akan digunakan akan memberikan hasil yang
berbeda terhadap bentuk yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada kebudayaan yang
menggunakan meja, bagian bawah keramik harus dibuat rata agar dapat berdiri
dengan baik, sedangkan pada kebudayaan yang jarang menggunakan meja, keramik
akan dibuat lebih kuat pada bagian pegangan sehingga dapat digantung.
Oleh karena bentuk keramik, adalah campuran dari berbagai macam kegunaan. hal
ini merupakan sebuah bukti yang nyata, bahwa keramik, pada awalnya berkembang
sebagai bagian dari kebutuhan fungsional manusia untuk membantu meningkatkan
kualitas kehidupan mereka.
Penyebaran perkembangan keramik itu sendiri tidak melewatkan
Indonesia sebagai daerah yang berada di dalamnya, khususnya di Bali sebagai
daerah pariwisata. Banyak keramik tradisional maupun keramik modern yang
berkembang di Bali, ada keramik sebagai sarana upacara, keramik sebagai barang
fungsional maupun keramik sebagai barang seni. Perkembangan Pariwisata di Bali
sangat mempengaruhi perkembangan keramik juga. Terbukti banyaknya hotel maupun
restauran yang menggunakan keramik sebagai kebutuhan ruangan maupun peralatan
dapur.
Salah satunya adalah restouran Bebek Bengil
yang terletak di Ubud,ciri khas dari restouran ini adalah masakan yang bahan
utamanya daging bebek. .
Di reatouran ini lebih menonjolkan interior dan eksterior alam bali sehingga
pengunjung yang datang kemari merasakan kenyamanan dan menikmati makanan khas
restouran ini.
Maskot atau ciri khas dari restouran Bebek Bengil adalah gambar bebek yang
merupakan hewan yang banyak diternak oleh masyarakat Bali.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang diatas dapat
dirumuskan beberapa rumusan yaitu:
· Bagaimana perlengkapan restaouran
dengan menggunakan keramik ( keramik fungsional ) diwujudkan pada restouran
Bebek Bengil ?
· Komposisi bentuk dan dekorasi
seperti apa yang tepat diaplikasikan pada keramik fungsional yang menjadi ciri
khas restouran tersebut?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penciptaan
Tujuan
-
Menambah wawasan tentang keramik fungsional.
-
Memperdalam skill
membentuk bodi keramik.
-
Sebagai salah satu persyaratan mengikuti mata kuliah Kriya
Keramik III.
Manfaat
·
Bagi Mahasiswa
Memperluas wawasan tentang keramik
dan kriya lewat perwujudan benda fungsional.
·
Bagi Akademik
Sebagai referensi bidang keilmuan
lain lewat perwujudan benda fungsional.
1.4. Sumber atau Ide Penciptaan
Dalam proses ini pencipta mengambil
sumber penciptaan dari karya-karya benda fungsional orang-orang dengan dekorasi
bebek yang menjadi cri khas restouran Bebek Bengil. Hal tersebutlah yang
melatar belakangi penciptaan keramik.
1.5.
Ruang Lingkup Penciptaan
Dalam pembuatan tugas karya keramik III ini pencipta
membatasi ruang lingkup ciptaan yaitu
keramik fungsional khususnya peralatan dapur dengan dekorasi bebek dengan teknik
tempel dan toreh dengan memperhatikan komposisi keutuhan bentuk.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Tinjauan Kriya
Kriya adalah
suatu kegiatan proses berkarya yang didalamnya tidak hanya terdapat ekspresi
senimannya semata tetapi juga memikirkan kenyamanan orang lain. Dalam kamus
wiki berbahasa Indonesia
kriya adalah kegiatan seni yang menitik beratkan kepada keterampilan tangan dan
fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi
benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai tetapi juga bernilai estetis.
Kriya
merupakan bidang ilmu yang mempelajari pengetahuan dan keterampilan berkarya
rupa yang menekankan pada pendekatan medium, kepekaan estetis, kebutuhan
keseharian dan mengandalkan keterampilan manual.
Seni keramik merupakan bagian dari seni kriya. Seni kriya
merupakan suatu karya seni yang berkarakteristik, karena di dalamnya terdapat
nilai – nilai estetika, simbolik, filosofis dan fungsional. Dalam perwujudannya
seni kriya didukung kekriyaan (Craftmanship)
yang tinggi. Seni kriya selalu dituntut oleh ketekunan, ketelitian dan
kesabaran penciptanya (Gustami, 1992 dalam Eka Arisanti 2007).
2.2 Tinjauan Keramik
Keramik telah dikenal sejak manusia
mulai hidup bercocok tanam dan mulai hidup menetap. Bentuk keramik yang kita
kenal biasanya berupa gentong untuk tempat air, vas, mug, genteng yang
kesemuanya memiliki fungsi peralatan rumah tangga. Pada mulanya pembuatan
keramik masih kasar dibuat dengan tangan dan diberi hiasan atau dekorasi sederhana
yang menunjukan perubahan zamam-zaman yang bersangkutan. Dalam buku Dictionary of art yang ditulis Bernard
S. Myers menyatakan bahwa, kata keramik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Keramos” yang berarti tanah liat.
Pengertian keramik adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah
liat (lempung), yang mengalami proses panas atau pembakaran sehingga mengeras.
Balai Besar Keramik Bandung, mendefinisikan keramik sebagai berikut: keramik
adalah produk yang terbuat dari bahan galian anorganik non logam yang telah
mengalami proses panas yang tinggi. Dan bahan jadinya mempunyai struktur
kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya (Praptopo Sumitro, dkk,
1984:15 dalam A. Mulyadi Utomo, 2007:5).
Saat ini keramik tidak hanya berfungsi
sebagai benda pakai melainkan sebagai media ekspresi diri dalam berkesenian.
Ini berarti fungsi keramik telah meningkat tidak hanya menjadi benda fungsi
dalam rumah tangga dan sarana upacara keagamaan. Pada saat ini
dapat dilihat banyak benda hasil pekerjaan tangan dari keramik yang berbentuk
indah, yang tidak lagi disimpan atau dikumpulkan semata – mata karena benda –
benda itu akan dipakai, melainkan karena penghargaan terhadap nilai seninya
atau bentuk estetiknya. (Yardini Yumarta, 1985
dalam Eka Arisanti, 2007). Keramik dapat diklasifikasikan dari segi
pembuatan dan kualitasnya, struktur dan kegunaanya yaitu:
1. Segi pembuatan
dan Kualitas
Segi pembuatan
keramik dibagi menjadi 3 yaitu
-
Keramik rakyat,
tumbuh dan berkembang secara turun –
temurun di pedesaan. Hasil dari
tangan ini lebih banyak menggunakan peralatan sederhana.
-
Keramik industri, secara umum dihasilkan oleh tenaga mesin
yang memerlukan modal besar sehingga dapat memproduksi barang secara massal.
-
Keramik seni, merupakan ungkapan perasaan seorang yang
bersifat ekspresif, beridentitas dan berkepribadian. Bahan dan
teknik pengerjaannya bebas tidak terikat oleh suatu kegunaan tertentu.
Dilihat dari
kualitas dapat dibagi menjadi 3 yaitu
- Gerabah (earthenware), terbuat dari tanah
liat yang langsung diambil dari alam
tanpa diolah terlebih dahulu, bodi berpori, menyerap air, kebanyakan
tidak berglasir dan dibakar dengan suhu 100-300oC.
- Keramik batu
(stoneware), terbuat dari tanah liat yang telah diolah dengan penambahan mineral-mineral pembentuk, bodi
kokoh dan kuat seperti batu, tidak menyerap air, biasanya berglasir dan dibakar
dengan suhu 1200-1250oC.
- Porselin
(porcelain), terbuat dari tanah liat seperti kaolin, memiliki kesan tipis, memiliki suhu bakar 1350-1400oC.
2. Kegunaan
- Keramik pakai, keramik yang dibuat untuk
digunakan atau difungsikan sebagai
wadah atau tempat.
- Keramik hias, keramik yang difungsikan
sebagai hiasan atau pajangan seperti vas, guci hias dan patung keramik.
2.3. Tinjauan Bebek
Bebek adalah
nama umum untuk beberapa spesies burung dalam
famili Anatidae.
Bebek umumnya adalah burung akuatik yang
sebagian besar berukuran lebih kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat
ditemukan pada perairan air tawarmaupun
air laut.
Bebek kadang-kadang disamakan dengan beberapa burung air yang berhubungan jauh
namun mirip dalam penampilan, misalnya loon,grebe, gallinule,
dan coot. Bentuk persilangan
dengan beberapa jenis bebek juga sering terjadi, seperti persilangan bebek dan
entok yang disebut tiktok dan tongki.
·
Penampilan
Secara
keseluruhan tubuh bebek berlekuk dan lebar, dan memiliki leher yang relatif
panjang, meski tidak sepanjang angsa dan angsa berleher pendek. Bentuk tubuh
bebek bervariasi dan umumnya membulat. Paruhnya berbentuk lebar dan mengandung lamellae yang
berguna sebagai penyaring makanan. Pada spesies penangkap ikan,
paruhnya berbentuk lebih panjang dan lebih kuat. Kakinya yang bersisik kuat dan
terbentuk dengan baik, dan umumnya berada jauh di belakang tubuh, yang umum
terdapat pada burung akuatik.
Sayapnya sangat kuat dan umumnya pendek. Penerbangan bebek membutuhkan kepakan
berkelanjutan sehingga membutuhkan otot sayap yang kuat.
Tiga
spesies bebek steamer tidak
dapat terbang. Bebek jantan dari spesies di belahan bumi utara kadang-kadang
memiliki warna bulu yang
menarik. Spesies dari belahan bumi selatantidak
menunjukkan dimorfisme seksual kecuali Paradise Shelduck di Selandia Baru yang
warna bebek betina lebih cerah dari pada bebek jantan. Warna bebek muda, entah
itu jantan atau betina, umumnya lebih mirip bebek betina dewasa.
·
Makanan
Bebek memakan makanan yang bervariasi, seperti
rumput, tanaman air, serangga, amfibi kecil, cacing,
dan moluska kecil. Bebek penyelam dan bebek laut mencari makanan di kedalaman
air. Untuk memudahkan penyaringan, mereka memiliki paruh pipih dan lebar serta
mengandung lamellae. Beberapa spesies seperti smew, goosander,
dan merganser memiliki kemampuan untuk menelan ikan besar.
·
Proses berkembang biak
Bebek pada umumnya monogami,
meski ikatan ini umumnya hanya berlangsung dalam satu tahun. Sebagian besar
bebek berkembang biak sekali setahun dan memilih kondisi yang seusai (pada musim panas, musim semi,
atau musim hujan).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Metode Penciptaan Karya
Pembuatan karya keramik ini merupakan tugas Kriya Keramik
III dengan konsep bebek sebagai dekorasi
keramik fungsional. Adapun metode yang digunakan dalam proses pembuatan
karya yaitu:
- Observasi, yaitu langkah yang diambil dalam
pengumpulan data berupa pengamatan, proses elaborasi dan pencatatan materi yang
berhubungan dengan keramik fungsional.
- Kepustakaan dan internet, pengumpulan data
berupa buku-buku, artikel atau tulisan yang mendukung data utama.
- Dokumentasi, pengumpulan data-data dengan
pendokumentasian berupa foto untuk mendukung data utama dan bila data tidak
dapat dideskripsikan dengan tulisan.
3.2. Proses Penciptaan Karya
Proses penciptaan karya ini diajukan sebagai persyaratan
menempuh mata kuliah Kriya Keramik III dan berikut ini adalah tahapan dalam
mendapatkan karya tugas yang diinginkan dilihat dari bentuk dan fungsi benda
tersebut.
3.2.1 Rancangan Awal
Agar mendapatkan karya tugas keramik yang diinginkan,
dilakukan proses pembuatan beberapa pilihan disain yang kemudian dipilih satu
disain untuk diwujudkan ke dalam benda keramik. Beberapa rancangan alternatif
sebagai berikut:
3.2.2 Rancangan Terpilih
Beberapa rancangan yang telah dibuat, akhirnya terpilih
rancangan yang akan diwujudkan dalam bentuk keramik, yaitu :
1. Cangkir
2. Lepek
3. Tipot
4. Vas bunga kering
3.2.3 Pemilihan Bahan
Dalam proses perwujudan karya
keramik ini pencipta menggunakan tanah liat putih yang merupakan bahan dari
keramik stoneware. Pada tahap pengglasiran pencipta menggunakan glasir putih
dan glasir hijau sebagai pelapis benda keramik sekaligus menambah keindahan
benda fungsi tersebut.
3.2.4 Pembentukan
Pada proses pembentukan ini pencipta
memakai teknik putar dalam pembentukan bodi karya untuk mendapatkan benda yang
simetri dan memakai teknik tempel dan toreh pada tahap dekorasi. Setelah karya
selesai dibentuk selanjutnya adalah tahap pengeringan.
3.2.5 Penyelesaian
Setelah benda keramik selesai
dibentuk, didekorasi dan melalui proses pengeringan, selanjutnya adalah proses
pembakaran agar bodi keramik menjadi kokoh. Tahap pembakaran pertama atau bakar
biskuit dilakukan dengan suhu bakar 800oC agar terjadi penguapan air
dan bodi keramik mulai mengeras sehingga membentuk bodi menjadi keras. Tahap
selanjutnya adalah proses pembakaran kedua yaitu pembakaran dengan suhu 1180oC
yang bertujuan untuk mengeraskan bodi keramik dan glasir yang telah dilapisi
pada bodi keramik setelah bakar biskuit menjadi leleh dan kemudian melapisi
bodi secara keseluruhan menjadi lapisan kaca.
3.2.6 Penataan & Pemajangan
Dalam penataan dari benda keramik ini menurut fungsinya
yaitu sebagai peralatan dapur dan benda pajang atau hias sehingga disesuaikan
penempatannya yaitu dapat ditaruh di di dapur maupun ruangan makan.
BAB IV
ULASAN KARYA
4.1.
Cangkir
Cangkir merupakan suatu jenis wadah tempat minuman yang pada
umumnya dipergunakan untuk menyajikan minuman hangat seperti kopi,teh,susu
maupun coklat panas. Dalam karya ini dekorasi yang dipergunakan gambar bebek
supaya lebih terkesan cantik dan menjadikan ciri khas restouran Bebek Bengil.
Ukurannya sedang dan nyaman untuk digunakan. Warna yang digunakan glasir putih
dengan dekorasi bebek warna alami atau warna tanah. Biaya yang dihabiskan untuk
secangkir kurang lebih 35 ribu dan harga jualnya 50 ribu.
4.2. Lepek
Lepean meupakan alas untuk cangkir berbentuk piring hanya
saja lebih kecil diameternya. Dalam karya ini tidak hanya polos bentuknya
tetapi ditambah dekorasi empat gambar bebek ditiap pinggir supaya terkesan cantik dan menarik. Selain
itu lepek dengan dekorasi gambar bebek disesuaikan dengan cangkir supaya menjadi
barang full set yang saling berkaitan atau serasi. Warna lepek menggunakan
glasir putih dengan suhu bakar 11800C
dan warna gambar bebek menggunakan warna alami atau warna tanah. Ukurannya
disesuaikan dengan cangkir. Biaya Produksinya kira-kira 10 ribu dan harga untuk
dijual kurang lebih 25ribu.
4.3. Tipot
Tipot merupakan sejenis teko hanya
saja tipot lebih kecil dari teko yang kapasitasnya hanya untuk lima cangkir.
Dalam karya ini tetap menggunakan dekorasi gambar bebek supaya menjadi ciri
khas dari restouran Bebek Bengil. Warna yang digunakan glasir putih dan
dekorasinya menggunakn warna alami atau warna tanah. Biaya yang dihabiskan
kurang lebih 65 ribu dan harga jualnya 100 ribu.
4.4. Vas Bunga kering
Vas bunga kering merupakan wadah untuk bunga hanya saja
tidak ada air di dalamnya dan bunga yang digunakan bunga plastik atau bunga
hiasan. Karya ini berukuran 60 Cm yang penepatanya di dalam ruangan. Dekorasi
yang digunakan gambar bebek dengan teknik tempel dan toreh. Warna yang
digunakan glasir putih dan dekorasinya berwarna hijau. Biaya yang dihabiskan
kira-kira 300 ribu dan harga jualnya 500 ribu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Barang – barang keramik dibuat dan dikembangkan berdasar atas kebutuhan
manusia. Bentuk – bentuk yang diambil pun dikembangkan berdasarkan alasan
tertentu sesuai dengan kegunaannya, hubungannya dengan kegiatan keagamaan,
sebagai pengganti dari benda atau material yang lebih berharga lain, keadaan
geografis dan iklim di tempat tinggal, dan masih banyak alasan yang berhubungan
dengan kebudayaan masing –masing
Perkembangan keramik di Bali sebagai daerah pariwisata, banyak
keramik tradisional maupun keramik modern yang berkembang di Bali, ada keramik
sebagai sarana upacara, keramik sebagai barang fungsional maupun keramik
sebagai barang seni. Perkembangan Pariwisata di Bali sangat mempengaruhi
perkembangan keramik juga. Terbukti banyaknya hotel maupun restauran yang
menggunakan keramik sebagai kebutuhan ruangan maupun peralatan dapur.
Salah satunya adalah restouran Bebek Bengil
yang terletak di Ubud,ciri khas dari restouran ini adalah masakan yang bahan
utamanya daging bebek. .
Di reatouran ini lebih menonjolkan interior dan eksterior alam bali sehingga
pengunjung yang datang kemari merasakan kenyamanan dan menikmati makanan khas
restouran ini.
Maskot atau ciri khas dari restouran Bebek Bengil adalah gambar bebek yang
merupakan hewan yang banyak diternak oleh masyarakat Bali.
Dengan ini penulis mencoba mencipta disain produk baru dengan
dekorasi bebek yang menjadikan ciri khas restouran Bebek Bengil. Diharapkan
dapat menambah alternatif benda fungsional membawa nuansa baru dan sekaligus
memperomosikan restouran tersebut.
5.2 Saran
Beberapa saran yang penulis ajukan sebagai bahan
pertimbangan untuk mencipta yaitu:
-
Apabila ingin mencipta benda fungsi hendaknya melakukan
observasi ke lapangan bentuk dan fungsi yang bagaimana yang sedang dibutuhkan.
-
Setelah mencipta tidak lupa juga untuk selalu mengikuti
perkembangan permintaan pasar dan juga teknologi, selain juga selalu mencari
terobosan dan ide baru dalam berkarya.
DARTAR PUSTAKA
1.
leonhardbartolomeus/@leonbarto/2011
4. Agus M. Utomo, 2007, “Wawasan & Tinjauan Seni Keramik”,
Penerbit Paramita, Denpasar




Tidak ada komentar:
Posting Komentar