Kamis, 16 Januari 2014

KERAMIK SEBAGAI BENDA FUNGSIONAL DENGAN DEKORASI BEBEK

KERAMIK SEBAGAI BENDA FUNGSIONAL
DENGAN DEKORASI BEBEK


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
     Keramik, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan manusia. Hampir dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia, sejak zaman Neolitikum hingga zaman modern, keramik selalu hadir. Dalam perjalanan panjangnya, keramik, sama seperti bentuk kebudayaan lainnya telah mengalami perubahan. Bentuk, teknik, dan cara pandang akan kegunaannya, telah mengubah pandangan manusia terhadap keramik sebagai benda pendamping hidup mereka
            Barang – barang keramik dibuat dan dikembangkan berdasar atas kebutuhan manusia. Bentuk – bentuk yang diambilpun dikembangkan berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan kegunaannya, hubungannya dengan kegiatan keagamaan, sebagai pengganti dari benda atau material yang lebih berharga lain, keadaan geografis dan iklim di tempat tinggal, dan masih banyak alasan yang berhubungan dengan kebudayaan masing –masing.  Kebutuhan hidup serta kebudayaan manusia yang berbeda, nantinya akan memberikan pengaruh dalam perkembangan bentuk dari keramik fungsional. Untuk keperluan apa keramik akan digunakan dan dalam lingkungan seperti apa keramik akan digunakan akan memberikan hasil yang berbeda terhadap bentuk yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada kebudayaan yang menggunakan meja, bagian bawah keramik harus dibuat rata agar dapat berdiri dengan baik, sedangkan pada kebudayaan yang jarang menggunakan meja, keramik akan dibuat lebih kuat  pada bagian pegangan sehingga dapat digantung. Oleh karena bentuk keramik, adalah campuran dari berbagai macam kegunaan. hal ini merupakan sebuah bukti yang nyata, bahwa keramik, pada awalnya berkembang sebagai bagian dari kebutuhan fungsional manusia untuk membantu meningkatkan kualitas kehidupan mereka.
Penyebaran perkembangan keramik itu sendiri tidak melewatkan Indonesia sebagai daerah yang berada di dalamnya, khususnya di Bali sebagai daerah pariwisata. Banyak keramik tradisional maupun keramik modern yang berkembang di Bali, ada keramik sebagai sarana upacara, keramik sebagai barang fungsional maupun keramik sebagai barang seni. Perkembangan Pariwisata di Bali sangat mempengaruhi perkembangan keramik juga. Terbukti banyaknya hotel maupun restauran yang menggunakan keramik sebagai kebutuhan ruangan maupun peralatan dapur.
 Salah satunya adalah restouran Bebek Bengil yang terletak di Ubud,ciri khas dari restouran ini adalah masakan yang bahan utamanya daging bebek. . Di reatouran ini lebih menonjolkan interior dan eksterior alam bali sehingga pengunjung yang datang kemari merasakan kenyamanan dan menikmati makanan khas restouran ini. Maskot atau ciri khas dari restouran Bebek Bengil adalah gambar bebek yang merupakan hewan yang banyak diternak oleh masyarakat Bali.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan yaitu:
· Bagaimana perlengkapan restaouran dengan menggunakan keramik ( keramik fungsional ) diwujudkan pada restouran Bebek Bengil ?
· Komposisi bentuk dan dekorasi seperti apa yang tepat diaplikasikan pada keramik fungsional yang menjadi ciri khas restouran tersebut?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penciptaan
Tujuan
-          Menambah wawasan tentang keramik fungsional.
-          Memperdalam skill membentuk bodi keramik.
-          Sebagai salah satu persyaratan mengikuti mata kuliah Kriya Keramik III.
Manfaat
·         Bagi Mahasiswa
Memperluas wawasan tentang keramik dan kriya lewat perwujudan benda fungsional.
·         Bagi Akademik
Sebagai referensi bidang keilmuan lain lewat perwujudan benda fungsional.
1.4. Sumber atau Ide Penciptaan
Dalam proses ini pencipta mengambil sumber penciptaan dari karya-karya benda fungsional orang-orang dengan dekorasi bebek yang menjadi cri khas restouran Bebek Bengil. Hal tersebutlah yang melatar belakangi penciptaan keramik.
1.5. Ruang Lingkup Penciptaan
Dalam pembuatan tugas karya keramik III ini pencipta membatasi ruang lingkup ciptaan  yaitu keramik fungsional khususnya peralatan dapur dengan dekorasi bebek dengan teknik tempel dan toreh dengan memperhatikan komposisi keutuhan bentuk.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Kriya
Kriya adalah suatu kegiatan proses berkarya yang didalamnya tidak hanya terdapat ekspresi senimannya semata tetapi juga memikirkan kenyamanan orang lain. Dalam kamus wiki berbahasa Indonesia kriya adalah kegiatan seni yang menitik beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai tetapi juga bernilai estetis.
Kriya merupakan bidang ilmu yang mempelajari pengetahuan dan keterampilan berkarya rupa yang menekankan pada pendekatan medium, kepekaan estetis, kebutuhan keseharian dan mengandalkan keterampilan manual.
Seni keramik merupakan bagian dari seni kriya. Seni kriya merupakan suatu karya seni yang berkarakteristik, karena di dalamnya terdapat nilai – nilai estetika, simbolik, filosofis dan fungsional. Dalam perwujudannya seni kriya didukung kekriyaan (Craftmanship) yang tinggi. Seni kriya selalu dituntut oleh ketekunan, ketelitian dan kesabaran penciptanya (Gustami, 1992 dalam Eka Arisanti 2007).

2.2 Tinjauan Keramik
Keramik telah dikenal sejak manusia mulai hidup bercocok tanam dan mulai hidup menetap. Bentuk keramik yang kita kenal biasanya berupa gentong untuk tempat air, vas, mug, genteng yang kesemuanya memiliki fungsi peralatan rumah tangga. Pada mulanya pembuatan keramik masih kasar dibuat dengan tangan dan diberi hiasan atau dekorasi sederhana yang menunjukan perubahan zamam-zaman yang bersangkutan. Dalam buku Dictionary of art yang ditulis Bernard S. Myers menyatakan bahwa, kata keramik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Keramos” yang berarti tanah liat. Pengertian keramik adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah liat (lempung), yang mengalami proses panas atau pembakaran sehingga mengeras. Balai Besar Keramik Bandung, mendefinisikan keramik sebagai berikut: keramik adalah produk yang terbuat dari bahan galian anorganik non logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan bahan jadinya mempunyai struktur kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya (Praptopo Sumitro, dkk, 1984:15 dalam A. Mulyadi Utomo, 2007:5).
Saat ini keramik tidak hanya berfungsi sebagai benda pakai melainkan sebagai media ekspresi diri dalam berkesenian. Ini berarti fungsi keramik telah meningkat tidak hanya menjadi benda fungsi dalam rumah tangga dan sarana upacara keagamaan. Pada saat ini dapat dilihat banyak benda hasil pekerjaan tangan dari keramik yang berbentuk indah, yang tidak lagi disimpan atau dikumpulkan semata – mata karena benda – benda itu akan dipakai, melainkan karena penghargaan terhadap nilai seninya atau bentuk estetiknya. (Yardini Yumarta, 1985  dalam Eka Arisanti, 2007). Keramik dapat diklasifikasikan dari segi pembuatan dan kualitasnya, struktur dan kegunaanya yaitu:
1. Segi pembuatan dan Kualitas
     Segi pembuatan keramik dibagi menjadi 3 yaitu
-          Keramik rakyat, tumbuh dan berkembang secara turun – temurun di pedesaan.         Hasil dari tangan ini lebih banyak menggunakan peralatan sederhana.
-          Keramik industri, secara umum dihasilkan oleh tenaga mesin yang memerlukan modal besar sehingga dapat memproduksi barang secara massal.
-          Keramik seni, merupakan ungkapan perasaan seorang yang bersifat ekspresif, beridentitas dan berkepribadian. Bahan dan teknik pengerjaannya bebas tidak terikat oleh suatu kegunaan tertentu.
 Dilihat dari kualitas dapat dibagi menjadi 3 yaitu
-     Gerabah (earthenware), terbuat dari tanah liat yang langsung diambil dari alam   tanpa diolah terlebih dahulu, bodi berpori, menyerap air, kebanyakan tidak berglasir dan dibakar dengan suhu 100-300oC.
-  Keramik batu (stoneware), terbuat dari tanah liat yang telah diolah dengan  penambahan mineral-mineral pembentuk, bodi kokoh dan kuat seperti batu, tidak menyerap air, biasanya berglasir dan dibakar dengan suhu 1200-1250oC.
-  Porselin (porcelain), terbuat dari tanah liat seperti kaolin, memiliki kesan tipis,   memiliki suhu bakar 1350-1400oC.
2. Kegunaan
    -  Keramik pakai, keramik yang dibuat untuk digunakan atau difungsikan sebagai      wadah atau tempat.
    -  Keramik hias, keramik yang difungsikan sebagai hiasan atau pajangan seperti vas, guci hias dan patung keramik.

2.3. Tinjauan Bebek
     Bebek adalah nama umum untuk beberapa spesies burung dalam famili Anatidae. Bebek umumnya adalah burung akuatik yang sebagian besar berukuran lebih kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan pada perairan air tawarmaupun air laut. Bebek kadang-kadang disamakan dengan beberapa burung air yang berhubungan jauh namun mirip dalam penampilan, misalnya loon,grebegallinule, dan coot. Bentuk persilangan dengan beberapa jenis bebek juga sering terjadi, seperti persilangan bebek dan entok yang disebut tiktok dan tongki.
·         Penampilan
Secara keseluruhan tubuh bebek berlekuk dan lebar, dan memiliki leher yang relatif panjang, meski tidak sepanjang angsa dan angsa berleher pendek. Bentuk tubuh bebek bervariasi dan umumnya membulat. Paruhnya berbentuk lebar dan mengandung lamellae yang berguna sebagai penyaring makanan. Pada spesies penangkap ikan, paruhnya berbentuk lebih panjang dan lebih kuat. Kakinya yang bersisik kuat dan terbentuk dengan baik, dan umumnya berada jauh di belakang tubuh, yang umum terdapat pada burung akuatik. Sayapnya sangat kuat dan umumnya pendek. Penerbangan bebek membutuhkan kepakan berkelanjutan sehingga membutuhkan otot sayap yang kuat.
Tiga spesies bebek steamer tidak dapat terbang. Bebek jantan dari spesies di belahan bumi utara kadang-kadang memiliki warna bulu yang menarik. Spesies dari belahan bumi selatantidak menunjukkan dimorfisme seksual kecuali Paradise Shelduck di Selandia Baru yang warna bebek betina lebih cerah dari pada bebek jantan. Warna bebek muda, entah itu jantan atau betina, umumnya lebih mirip bebek betina dewasa.
·         Makanan
Bebek memakan makanan yang bervariasi, seperti rumput, tanaman air, serangga, amfibi kecil, cacing, dan moluska kecil. Bebek penyelam dan bebek laut mencari makanan di kedalaman air. Untuk memudahkan penyaringan, mereka memiliki paruh pipih dan lebar serta mengandung lamellae. Beberapa spesies seperti smewgoosander, dan merganser memiliki kemampuan untuk menelan ikan besar.
·         Proses berkembang biak
Bebek pada umumnya monogami, meski ikatan ini umumnya hanya berlangsung dalam satu tahun. Sebagian besar bebek berkembang biak sekali setahun dan memilih kondisi yang seusai (pada musim panas, musim semi, atau musim hujan).


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Metode Penciptaan Karya
Pembuatan karya keramik ini merupakan tugas Kriya Keramik III dengan konsep  bebek sebagai dekorasi keramik fungsional. Adapun metode yang digunakan dalam proses pembuatan karya  yaitu:
-     Observasi, yaitu langkah yang diambil dalam pengumpulan data berupa pengamatan, proses elaborasi dan pencatatan materi yang berhubungan dengan keramik fungsional.
-     Kepustakaan dan internet, pengumpulan data berupa buku-buku, artikel atau tulisan yang mendukung data utama.
-     Dokumentasi, pengumpulan data-data dengan pendokumentasian berupa foto untuk mendukung data utama dan bila data tidak dapat dideskripsikan dengan tulisan.

3.2. Proses Penciptaan Karya
Proses penciptaan karya ini diajukan sebagai persyaratan menempuh mata kuliah Kriya Keramik III dan berikut ini adalah tahapan dalam mendapatkan karya tugas yang diinginkan dilihat dari bentuk dan fungsi benda tersebut.

3.2.1 Rancangan Awal
Agar mendapatkan karya tugas keramik yang diinginkan, dilakukan proses pembuatan beberapa pilihan disain yang kemudian dipilih satu disain untuk diwujudkan ke dalam benda keramik. Beberapa rancangan alternatif sebagai berikut:

3.2.2 Rancangan Terpilih
Beberapa rancangan yang telah dibuat, akhirnya terpilih rancangan yang akan diwujudkan dalam bentuk keramik, yaitu :
1.      Cangkir
2.      Lepek
3.      Tipot
4.      Vas bunga kering
3.2.3 Pemilihan Bahan
Dalam proses perwujudan karya keramik ini pencipta menggunakan tanah liat putih yang merupakan bahan dari keramik stoneware. Pada tahap pengglasiran pencipta menggunakan glasir putih dan glasir hijau sebagai pelapis benda keramik sekaligus menambah keindahan benda fungsi tersebut. 
3.2.4 Pembentukan                 
Pada proses pembentukan ini pencipta memakai teknik putar dalam pembentukan bodi karya untuk mendapatkan benda yang simetri dan memakai teknik tempel dan toreh pada tahap dekorasi. Setelah karya selesai dibentuk selanjutnya adalah tahap pengeringan.
3.2.5 Penyelesaian
Setelah benda keramik selesai dibentuk, didekorasi dan melalui proses pengeringan, selanjutnya adalah proses pembakaran agar bodi keramik menjadi kokoh. Tahap pembakaran pertama atau bakar biskuit dilakukan dengan suhu bakar 800oC agar terjadi penguapan air dan bodi keramik mulai mengeras sehingga membentuk bodi menjadi keras. Tahap selanjutnya adalah proses pembakaran kedua yaitu pembakaran dengan suhu 1180oC yang bertujuan untuk mengeraskan bodi keramik dan glasir yang telah dilapisi pada bodi keramik setelah bakar biskuit menjadi leleh dan kemudian melapisi bodi secara keseluruhan menjadi lapisan kaca.
3.2.6 Penataan & Pemajangan 
Dalam penataan dari benda keramik ini menurut fungsinya yaitu sebagai peralatan dapur dan benda pajang atau hias sehingga disesuaikan penempatannya yaitu dapat ditaruh di di dapur maupun ruangan makan.

BAB IV
ULASAN KARYA
4.1. Cangkir

Cangkir merupakan suatu jenis wadah tempat minuman yang pada umumnya dipergunakan untuk menyajikan minuman hangat seperti kopi,teh,susu maupun coklat panas. Dalam karya ini dekorasi yang dipergunakan gambar bebek supaya lebih terkesan cantik dan menjadikan ciri khas restouran Bebek Bengil. Ukurannya sedang dan nyaman untuk digunakan. Warna yang digunakan glasir putih dengan dekorasi bebek warna alami atau warna tanah. Biaya yang dihabiskan untuk secangkir kurang lebih 35 ribu dan harga jualnya 50 ribu.

4.2. Lepek

Lepean meupakan alas untuk cangkir berbentuk piring hanya saja lebih kecil diameternya. Dalam karya ini tidak hanya polos bentuknya tetapi ditambah dekorasi empat gambar bebek ditiap pinggir  supaya terkesan cantik dan menarik. Selain itu lepek dengan dekorasi gambar bebek disesuaikan dengan cangkir supaya menjadi barang full set yang saling berkaitan atau serasi. Warna lepek menggunakan glasir putih dengan suhu bakar 11800C dan warna gambar bebek menggunakan warna alami atau warna tanah. Ukurannya disesuaikan dengan cangkir. Biaya Produksinya kira-kira 10 ribu dan harga untuk dijual kurang lebih 25ribu.

4.3. Tipot

            Tipot merupakan sejenis teko hanya saja tipot lebih kecil dari teko yang kapasitasnya hanya untuk lima cangkir. Dalam karya ini tetap menggunakan dekorasi gambar bebek supaya menjadi ciri khas dari restouran Bebek Bengil. Warna yang digunakan glasir putih dan dekorasinya menggunakn warna alami atau warna tanah. Biaya yang dihabiskan kurang lebih 65 ribu dan harga jualnya 100 ribu.


4.4. Vas Bunga kering


Vas bunga kering merupakan wadah untuk bunga hanya saja tidak ada air di dalamnya dan bunga yang digunakan bunga plastik atau bunga hiasan. Karya ini berukuran 60 Cm yang penepatanya di dalam ruangan. Dekorasi yang digunakan gambar bebek dengan teknik tempel dan toreh. Warna yang digunakan glasir putih dan dekorasinya berwarna hijau. Biaya yang dihabiskan kira-kira 300 ribu dan harga jualnya 500 ribu.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Barang – barang keramik dibuat dan dikembangkan berdasar atas kebutuhan manusia. Bentuk – bentuk yang diambil pun dikembangkan berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan kegunaannya, hubungannya dengan kegiatan keagamaan, sebagai pengganti dari benda atau material yang lebih berharga lain, keadaan geografis dan iklim di tempat tinggal, dan masih banyak alasan yang berhubungan dengan kebudayaan masing –masing
Perkembangan keramik di Bali sebagai daerah pariwisata, banyak keramik tradisional maupun keramik modern yang berkembang di Bali, ada keramik sebagai sarana upacara, keramik sebagai barang fungsional maupun keramik sebagai barang seni. Perkembangan Pariwisata di Bali sangat mempengaruhi perkembangan keramik juga. Terbukti banyaknya hotel maupun restauran yang menggunakan keramik sebagai kebutuhan ruangan maupun peralatan dapur.
 Salah satunya adalah restouran Bebek Bengil yang terletak di Ubud,ciri khas dari restouran ini adalah masakan yang bahan utamanya daging bebek. . Di reatouran ini lebih menonjolkan interior dan eksterior alam bali sehingga pengunjung yang datang kemari merasakan kenyamanan dan menikmati makanan khas restouran ini. Maskot atau ciri khas dari restouran Bebek Bengil adalah gambar bebek yang merupakan hewan yang banyak diternak oleh masyarakat Bali.
Dengan ini penulis mencoba mencipta disain produk baru dengan dekorasi bebek yang menjadikan ciri khas restouran Bebek Bengil. Diharapkan dapat menambah alternatif benda fungsional membawa nuansa baru dan sekaligus memperomosikan restouran tersebut.

5.2 Saran
Beberapa saran yang penulis ajukan sebagai bahan pertimbangan untuk mencipta yaitu:
-          Apabila ingin mencipta benda fungsi hendaknya melakukan observasi ke lapangan bentuk dan fungsi yang bagaimana yang sedang dibutuhkan.
-          Setelah mencipta tidak lupa juga untuk selalu mengikuti perkembangan permintaan pasar dan juga teknologi, selain juga selalu mencari terobosan dan ide baru dalam berkarya.



DARTAR PUSTAKA

1.      leonhardbartolomeus/@leonbarto/2011
4.      Agus M. Utomo, 2007, “Wawasan & Tinjauan Seni Keramik”, Penerbit Paramita, Denpasar







Tidak ada komentar:

Posting Komentar