BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam melakukan sesuatu
manusia selalu memiliki keinginan yang besar untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih dari apa yang seharusnya mereka dapatkan. Dari sejak kelahiran hingga kematian, manusia
selalu tidak bisa lepas dari kebutuhan akan segala sesuatu yang bersifat
personal, dan itu tidak memaksa manusia. Karena kebutuhan tersebut merupakan
desakan yang harus dipenuhi untuk melangsungkan hidupnya. Disinilah manusia
akan berusaha menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk
menjalani kehidupannya, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam
barang-barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk mendapatkan barang
yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan. Sekarang ini masyarakat kita lebih
memilih kebutuhan skunder menjadi skala prioritas dibandingkan dengan kebutuhan
primer.
Fenomena status sosial yang lebih tinggi selalu diinginkan oleh manusia, menyebabkan makin terbukanya berbagai peluang jenis usaha yang sangat menguntungkan.
Berbagai bentuk barang-barang kerajinan yang memiliki fungsi praktis, kreatif
dan inovatif tumbuh subur dan terus berkembang pesat dimasyarakat, hal ini
sebagai jawaban atas desakan kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks. Hal
ini menjadi tantangan tersendiri bagi para kriyawan untuk lebih kreatif dan
inovatif untuk menciptakan produk-produk yang sesuai dengan selera pasar.
Konto Barre Art merupakan nama dari suatu industri
yang bergerak dibidang handicraft kayu. Konto Barre Art lahir dan berkembang seni kayu sejak tahun 1999 hingga
sekarang. Konto Barre Art didirikan oleh mantan seorang pelaut yang kini
menekuni dunia seni kayu. Beliau adalah I Gusti Putu Widde Arthana yang telah
merintis dunia seni kayu sejak tahun 1999, sampai pada akhirnya beliau membuat
karyanya yang sangat unik dan fantastik. Hasil karyanya tersebut adalah sebuah Puzzel Box modern yang sama sekali tidak
meninggalkan kesan seni dari kayu tersebut. Awal mula bentuk dari Puzzel Box ini hanyalah 1 (satu) jenis
saja yaitu bentuk box yang
menyerupai hati. Seiring berjalannya waktu dan bermunculannya ide-ide
baru, maka muncullah jenis-jenis baru berupa bentuk-bentuk yang terinspirasi
dari isi bumi kita yang beraneka ragam ini, dimulai dari mahluk hidup (manusia,
binatang, pepohonan) sampai karikatur-karikatur dan masih banyak yang lainnya.
Sampai pada akhirnya beliau membangun suatu usaha kecil yang dibantu beberapa
orang anaknya, sehingga terbentuklah suatu usaha keluarga yang dinamakan dengan
Konto Barre Art, dan karyanya tersebut
diberi nama Magic Box.
Dalam perjalanannya, usaha ini mengalami banyak kegagalan, kendala serta
tantangan yang sangat berat. Hal tersebut diantaranya dimulai dari tekhnik pengerjaan, peralatan, pemasaran,
tenaga kerja, modal, strategi kerja, hingga struktur organisasinya. Sampai pada
suatu saat, beliau akhirnya bisa mendapatkan solusi dari berbagai
kendala tersebut. Setelah berjalan ± 11 tahun, akhirnya peran beliau diserahkan
pada generasi penerusnya pada tahun 2010, yaitu anak beliau yang bernama I
Gusti Andiek Cendaniawan sebagai generasi ke-2. Dalam perjalanan generasi ke-2
ini, Konto Barre Art semakin mengalami perkembangan hingga telah sanggup
berdiri tegak dan berkembang dengan memperbanyak karyawan dan menyusun
manajemen dan struktur organisasinya, walaupun masih tergolong industri rumah
tangga.
Penulis
tertarik untuk melakukan Kerja Praktek (KP) di tempat tersebut dengan
mengangkat judul ”Proses Produksi Kotak Perhiaan Konto barre Art Tampaksiring Gianyar”.
Diharapkan dengan melakukan Kerja Praktek (KP) menambah pengetahuan dan
pengalaman mengenai handicraft kayu khususnya Magic Box.
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah yang
harus ditempuh oleh mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni
Indonesia Denpasar, dimana mata kuliah ini dapat mengembangkan wawasan teori
yang telah diberikan secara akademis dan kemampuan praktek mahasiswa dalam
dunia kerja. Selain itu, dengan melaksanakan kerja praktek, mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman dan praktek langsung dilapangan.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
manajemen produksi dari perusahaan Konto Barre Art?
2.
Bagaimana
proses produksi dari perusahaan Konto Barre Art ?
3.
Sejauhmana perkembangan
desain dari perusahaan Konto Barre Art?
1.3.Tujuan
Adapun
tujuan dari pelaksanaan mata kuliah kerja praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi handicraft kayu khususnya Magic Box di perusahaan Konto Barre Art.
2. Untuk memperoleh pengalaman dari hasil magang
atau kerja praktek sehingga bisa diterapkan pada kegiatan studi yang dilakukan
oleh penulis.
3. Untuk dapat membuat sebuah karya produk yang telah didapat selama melakukan kerja
praktek pada perusahaan Konto Barre Art.
4. Agar dapat
menyelesaikan mata kuliah kerja praktek sebagai syarat akademik.
1.4. Manfaat
1.
Dapat
menggunakan alat dalam proses pembuatan produk Magic Box dari proses awal hingga akhir yang nantinya
dapat diaplikasikan pada kegiatan studi yang dilakukan oleh penulis dalam
pembuatan produk Magic Box
2.
Dapat
meningkatkan pengalaman dan wawasan tentang manajeman dalam proses produksi
dari suatu produk Magic Box.
3.
Menambah pengalaman penulis dalam melakukan proses finishing yang baik.
4.
Menambah ide-ide baru tentang membuatan handicraft kayu khusunya Magic Box
BAB II
KAJIAN SUMBER
2.1 Sumber – sumber Tertulis
Di dalam melakukan magang atau kerja
praktek, penulis mendapat literatur dan
beberapa sumber yang nantinya digunakan sebagai acuan didalam pembuatan laporan
dari kerja praktek. Sumber- sumber yang didapatkan meliputi sumber – sumber
mengenai handicraft atau kerajinan kayu yang mejadi sumber dalam melakukan kerja praktek.
2.1.1. Handicraft atau kerajinan tangan
Handicraft atau kerajinan tangan adalah hal yang berkaitan
dengan buatan tangan atau kegiatan
yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan
(kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan.
Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai.
Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-barang.
Arti yang lain ialah usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan,
kegigihan, dedikasi dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara
2.1.2. Jenis Kerajinan Tangan
a. Kerajinan Anyaman
Seni
anyaman adalah kerajinan kesukuan yang umumnya dilakukan penduduk pedesaan di
Indonesia. Kerajinan itu, telah menyatu dengan kegiatan keseharian masyarakat
tradisional dalam menghasilkan barang keperluan sehari-hari. Seni mengayam
tidak memerlukan peralatan yang rumit dan bahannya ditemukan berlimpah di desa
Tabel 1. Hasil-Hasil Seni Anyaman di Indonesia
No.
|
Hasil Anyaman
|
Keterangan
|
1.
|
Tikar
|
Terbuat dari rotan, sisal dan pandan. Berbagai
tikar ditemukan di Jawa, Bali, Lombok, Madura, dan Kalimantan.
|
2.
|
Tas
|
Ditemukan di seluruh wilayah Nusantara. Di Jawa,
tas anyaman telah menjadi industri rakyat.
|
3.
|
Topi
|
Bentuk topi yang luar biasa adalah tilangaa yang
berpinggir lebar karya orang Rote.
|
4.
|
Puan
|
Berguna sebagai penyimpan sirih, berkembang di
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
|
5.
|
Tempat air
|
Terbuat dari daun tal yang direntangkan dengan
lidi. Tempat air semacam ini ditemukan di Pulau Rote.
|
6.
|
Alat musik
|
Sesandu terbuat dari bambu dengan kotak resonan
daun tal. Sesandu ditemukan di Pulau Rote dan Timor.
|
b. Kerajinan Tembikar
Indonesia memiliki kekayaan tradisi
pembuatan tembikar sejak masa prasejarah. Tradisi itu telah memenuhi kebutuhan
masyarakat atas perkakas sehari-hari dan benda-benda upacara. Desa tembikar
tradisional
ditemukan di seluruh Indonesia kecuali di Papua.
c.Kerajinan Kayu
Persediaan kayu yang melimpah di
Indonesia sejak dahulu kala menyediakan bahan mentah bagi kerajinan kayu. Di antara barang-barang kerajinan kayu yang penting
dalam kehidupan sehari-hari adalah perabot rumah tangga, benda hias, dan benda
pelengkap.
Jenis kayu yang biasa dipakai untuk membuat
produk kerajinan tangan adalah kayu jati dan kayu mahogani namun ada juga
pengrajin yang menggunakan kayu lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Sejarah Singkat Perusahaan Konto Barre Art
Gambar 3
Tempat Perusahaan Konto
Barre Art
Foto : July Antok Isnaini, 2013
Konto
Barre Art merupakan usaha yang melayani
di bidang handicraft atau kerajinan tangan yaitu dalam kotak perhiasan. Perusahaan ini bertempat di banjar Manukaya Anyar, kecamatan Tampaksiring, kabupaten. Gianyar, (Depan SMAN 1 Tampaksiring) Nama Konto Barre dicetuskan oleh I Gusti Putu Widde Arthana yang
tidak sengaja pada waktu itu sedang berkumpul disuatu bengkel vespa.
Terinspirasi dari seorang pensiunan tentara yang mengumandangkan slogan kata “kolobis
kuntul baris” yang berarti gotong royong. Setelah mendengar slogan tersebut
lalu I Gusti Putu Widde Arthana mempunyai suatu pemikiran untuk mengubahnya
agar terdengar lebih simpel dan gampang diingat, sehingga lahirlah kata “Konto
Barre” dalam pikirannya tanpa mengubah filosofi dan artinya yang mendalam.
Sehingga dalam perjalanan bisnis dan pergaulannya beliau dikenal dan dipanggil
dengan sebutan “Konto Barre”. Setelah lama sebutan itu dikenal, maka beliau
memakai nama tersebut sebagai nama usahanya, yaitu “Konto Barre Art”.
Konto Barre Art merupakan nama dari
suatu industri yang bergerak dibidang handicraft
kayu. Konto Barre Art lahir dan ada di dunia seni kayu semenjak tahun 1999
hingga sekarang ini. Konto Barre Art didirikan oleh mantan seorang pelaut yang
kini menekuni dunia seni kayu. Beliau adalah I Gusti Putu Widde Arthana yang
telah merintis dunia seni kayu sejak tahun 1999, sampai pada akhirnya beliau
membuat maha karyanya yang sangat unik dan fantastik. Hasil maha karyanya
tersebut adalah sebuah Puzzel Box modern yang sama sekali tidak meninggalkan kesan seni dari kayu tersebut.
Awal mula bentuk dari Puzzel Box ini hanyalah 1 (satu) jenis saja yaitu bentuk box yang menyerupai hati. Seiring berjalannya waktu
dan bermunculannya ide-ide baru, maka muncullah jenis-jenis baru berupa
bentuk-bentuk yang terinspirasi dari isi bumi kita yang beraneka ragam ini,
dimulai dari mahluk hidup (manusia, binatang, pepohonan) sampai
karikatur-karikatur dan masih banyak yang lainnya. Sampai pada akhirnya beliau
membangun suatu usaha kecil yang dibantu beberapa orang anaknya, sehingga
terbentuklah suatu usaha keluarga yang dinamakan dengan Konto Barre Art, dan
maha karyanya tersebut diberi nama Magic Box. Dalam perjalanannya, usaha ini mengalami
banyak kegagalan, kendala serta tantangan yang sangat berat. Hal tersebut
diantaranya dimulai dari tehnik pengerjaan, peralatan, pemasaran, tenaga kerja,
modal, strategi kerja, hingga struktur organisasinya. Sampai pada suatu saat,
beliau pada akhirnya bisa mendapatkan solusi dari berbagai kendala tersebut.
Setelah berjalan ± 11 tahun, akhirnya peran beliau diserahkan pada generasi
penerusnya pada tahun 2010, yaitu anak beliau yang bernama I Gusti Andiek
Cendaniawan sebagai generasi ke-2. Dalam perjalanan generasi ke-2 ini, Konto
Barre Art semakin mengalami perkembangan hingga telah sanggup berdiri tegak dan
berkembang dengan memperbanyak karyawan dan menyusun manajemen dan struktur
organisasinya, walau pun masih tergolong industri rumah tangga.
3.2.
Manajemen Perusahaan Konto Barre Art
Dalam
menjalankan sebuah perusahaan, sudah tentu pemilik usaha memiliki manajemen
tertentu untuk menjalankan usahanya tersebut, seperti manajemen dalam
permodalan, ketenaga kerjaan, pemasaran dan lain sebagainya. Hampir semua
barang-barang produksi di perusahaan tersebut, sebagain besar ditentukan oleh
pemasaran dalam arti perusahaan tersebut akan tetap jalan ketika pesanan tetap
mengalir. Dengan demikian ketentuan-ketentuan harus ada kesepakatan dari kedua
belah pihak. Seperti halnya pada penyelesaian sebuah pesanan, apakah pesanan
ini dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
para pemesan. Selain mengerjakan pesanan perusahaan ini juga membuat
produk-produk yang sifatnya dipajang yang tujuannya hanya sebagai contoh atau
semple. Dibawah ini
adalah penjabaran dari manajemen dari perusahaan Konto Barre Art yaitu :
3.2.2. Permodalan
.
Dalam mengawali industri rumahan Konto Barre
Art bekerja sama dengan salah satu Bank swasta untuk pembuatan perusahaan dan
pembelian bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan diperusahaan
tersebut. Permodalan dari perusahaan ini juga tergantung dari lancarnya pesanan
yang diterima oleh perusahaan ini, karena perusahaan ini membutuhkan modal
untuk pembelian bahan baku sehingga pesanan yang ada dapat terpenuhi.
Selain
itu untuk pemenuhan kebutuhan produk juga membutuhkan modal berupa bahan baku
misalnya kayu suar, mahoni, solokeling dan lain sebagainya.
Selain itu ada juga modal berupa alat seperti mesin gijig atau jig saw, mesin amplas, mesin gosok (mesin dinamo yang sudah dimodifikasi) dan
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan lainnya.
3.2.3. Tenaga Kerja
Perusahaan
ini mempekerjakan tenaga kerja dengan sistem borongan
dan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja borongan sebanyak 17 pekerja, yang terdiri
dari tenaga kerja bagian potong, bagian ukir, bagian amplas, bagian finishing,
tenaga serabutan dan tenaga penyediaan bahan baku.. Masing-masing
karyawan menerima gaji berbeda-beda tergantung lama tidaknya mereka bekerja dan
besar kecilnya tanggung jawab pada setiap karyawan dan tergantung sistem borongan dan tetap.
Tenaga kerja dalam suatu
perusahaan sangatlah penting dalam
menunjang kegiatan memerlukan tenaga kerja profesional dibidangnya sehingga
produk yang dihasilkan dapat maksimal dan dapat meningkatkan penjualan produk
yang ada diperusahaan tersebut. Umumnya rata-rata gaji yang diterima oleh
setiap karyawan untuk bagian potong per
bulan menerima sekitar 3 juta, bagian
amplas per bulan menerima sekitar 2.5
juta dan karyawan tetap perbulan menerima sekitar 3-5 juta tergantung jumlah
oderan. Upah yang diterima per bulan tergantung jumlah
borongannya ditambah bonus sesuai dengan poin.
3.2.4. Pemasaran
Perusahaan ini banyak memiliki
relasi untuk kelangsungan dari usahanya tersebut. Relasi biasanya berasal dari
sahabat-sahabatnya, tetangga, dan artshop yang ada di daerah Gianyar. Pemasaran lokal diantaranya artshop
di seputaran Ceking, Tegalalang, sekitar Ubud, Sukawati, Kerobokan, Kuta, dan
Sanur. Selain Pemasaran lokal. Perusahaan ini juga memasarkan produknya hingga
luar negeri diantaranya Australia, Inggris, Amerika, dan Spanyol. Banyaknya
memiliki koneksi-koneksi relasi besar menjadikan perusahaan ini tetap bertahan
walaupun hanya bergantung kepada pesanan saja.
Mengenai kerugian secara langsung
seperti halnya nilai penjualan lebih kecil dari permodalan tidak pernah
dirasakan, karena perusahaan ini mengerjakan barang yang sudah terinci dari
awal. Yang dirincikan adalah harga bahan, ongkos borongan, dan tanggung jawab
karyawan untuk pekerjaanya. Kerugian yang sering mungkin dalam kerugian waktu,
tapi itu masalah pemborong.
3.3. Proses Produksi Perusahaan Konto Barre Art.
3.3.1. Bahan
Gambar
6
Bahan
Kayu Munggur (suar)
Foto : July Antok Isnaini, 2013
Bahan yang
digunakan diperusahaan Konto Barre Art berupa
kayu munggur
(suar), mahoni, dan solokeling serta bahan finishing
berupa semir cair. Bahan yang digunakan juga hal terpenting
karna bahan yang digunakan menjadi bahan pokok yang digunakan dalam pembuatan
produk yang akan dibuat.
Gambar 7
Bahan Finishing
Foto : July Antok Isnaini,
2013
Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk yang lebih sering digunakan
adalah kayu suar, karena harga kayu suar
lebih terjangkau dan serat kayunya masih terlihat jika sudah diolah. Selain itu
kayu suar lebih gampang didapatkan di daerah Gianyar.
3.3.2. Alat-alat yang digunakan
Alat
yang digunakan seperti mesin potong (jig saw), mesin amplas (mesin amplas sudah dimodifikasi) dan mesin gosok (mesin dinamo yang dimodifikasi)
Gambar
8
Mesin Jig Saw
Foto : July Antok Isnaini, 2013
Mesin potong (Mesin Jig Saw) biasanya digunakan memotong dan membelah kayu menjadi beberapa bagian.
Gambar
9
Mesin Amplas Sudah Dimodifikasi
Foto : July Antok Isnaini, 2013
Mesin ampals digunakan untuk menghaluskan
permukaan kayu. Didalam proses pengamplasan menggunakan amplas 3 ukuran,yaitu
amplas ukuran 60, 180 dan amplas ukuran 400.
Gambar
10
Mesin Gosok (Mesin Dinamo Sudah Dimodifikasi )
Foto : July Antok Isnaini, 2013
Mesin gosok merupakan mesin dinamo yang sudah dimodifikasi seperti pada
gambar 10. Mesin ini digunakan pada tahap finishing untuk menghasilkan
permukaan yang mengkilap.
3.3.3. Proses Produksi
Dalam proses membuatan produk, kayu dipotong menjadi balok-balok kecil 16 x 6 x 6cm
kemudian dimal sesuai dengan desainnya. Setelah itu kayu yang sudah berbentuk
balok diukir sesuai desain dahulu agar lebih mempermudah pengerjaan. Kayu yang
sudah diukir kemudian dipotong menggunakan mesin potong atau gijig. Hal pertama
yang dilakukan untuk memotong sesuai desain adalah kayu yang telah diukir
terlebih dahulu dipotong bagian kunci. Setelah itu memotong bagian tengah atau
membelah menjadi dua bagian untuk mendapatkan bentuk sleding. Tahap berikutnya
potong bagian tengah untuk tempat perhiasan dan potong bagian untuk tutupnya.
Kemudian potong bagian bawah untuk alas dari kotak perhiasan tersebut, potong
sesuai dengan desain.
Gambar 11
Hasil Setelah Produksi
Foto : July Antok Isnaini, 2013
3.3.4. Proses Finishing
Dalam proses finishing menggunakan mesin amplas dengan tiga ukuran amplas
yaitu amplas ukuran 60, 180 dan 400. Kotak perhiasan yang sudah di potong
kemudian masuk dalam proses finishing menggunakan mesin amplas yang
sudah dimodifikasi. Dalam mengamplas pertama menggunakan amplas ukuran 60 agar
lebih mendapat serat dalam kayu. Kemudian menggunakan amplas ukuran 180 untuk
mendapatkan permukan yang halus, setelah itu menggunakan amplas dengan ukuran
400 untuk mendapatkan permukaan kayu lebih halus lagi dan menutup pori-pori.
Setelah proses pengampelasan selesai, kemudian masuk tahap penyemiran. Semir
yang digunakan semir warna coklat dengan teknik pencelupan, lalu dikeringan
selama satu jam. Setelah satu jam kotak perhiasan yang sudah dikeringan lalu
disikat menggunakan mesin dinamo yang sudah di modifikasi.
Gambar 12
Hasil Proses Finishing
Foto : July Antok Isnaini, 2013
3.3.5. Jenis-Jenis
Produk Yang Diproduksi
Jenis Produk Yang Diproduksi
3.3.6. Biaya Pembuatan Kotak Perhiasan
Pada pembuatan Kotak
Perhiasan yang akan dilakukan dapat dirincikan biaya yang diperlukan dalam
pembuatan produk, dengan rincian sebagai berikut :
Bahan Baku
-
Kayu Rp. 5.000
Bahan Lain
-
Gergaji RP. 200
-
Lem Rp. 550
-
Karet Amplas Rp. 400
-
Amplas 60 Rp. 450
-
Amplas 180 Rp 450
-
Amplas 400 Rp 450
Ongkos Kerja
-
Bentuk Rp 500
-
Pecah Rp 500
-
Bolong Rp 300
-
Lem Rp 200
-
Ngurek Rp 100
-
Ngamplas 60 Rp 500
-
Ngamplas 180 Rp 700
-
Ngamplas 400 Rp 500
-
Nyemir dan Sikat Rp 500
-
Penyusutan Mesin
-
Mesin Potong Rp 200
-
Mesin Amplas Rp 100
-
Listrik Rp 300
Rp. 11.900
Jadi total biaya untuk satu produk adalah Rp 11.900
Harga jual Rp 26.000
Keuntungan Rp 14.100
3.4. Perkembangan Desain Dari Perusahaan Konto Barre Art
Awal mula
bentuk dari Puzzel Box atau kotak perhiasan ini hanyalah 1 (satu) jenis
saja yaitu bentuk box yang menyerupai
hati tanpa ukiran dan
bentuknya flet, setelah itu berkembeng bentuk burung hantu dengan ukiran
yang tidak terlalu ditail, kemudian model selanjutnya bentuk kucing dengan
ukiran yang tidak terlalu ditail. Desain ini diciptakan pada tahun1999 sampai
tahun 2000
Gambar 15
Desain Awal Sampai Sekarang
Foto : July Antok Isnaini, 2013
Kemudian tahun 2001
berkembang desain yang lebih berbentuk bentuk 3 dimensi yang ukiranannya lebih
detail. Modelnya yang diciptakan sekitar 5 model, antara lain hati 1, hati 2, burung
hantu, kucing dan kupu-kupu. Seiring berjalannya waktu dan bermunculannya
ide-ide baru, maka muncullah jenis-jenis baru berupa bentuk-bentuk yang terinspirasi
dari isi bumi kita yang mulai beraneka ragam, dimulai dari mahluk hidup
(manusia, binatang, pepohonan) sampai karikatur-karikatur dan masih banyak yang
lainnya, karya tersebut diberi nama Magic Box.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Perusahaan Konto Barre Art memiliki manajemen
yaitu struktur organisasi yang terdiri derektur, manger, asisten, dan tenaga
kerja. Perusahaan Konto Barre Art
menjalin kerja sama dengan salah satu Bank swasta untuk pemodalan. Tenaga kerja terdiri dari bagian potong, bagian ukir,
bagian amplas, bagian finishing, tenaga serabutan dan tenaga penyediaan
bahan baku, karyawan menerima upah sekitar 2-3 juta perbulan tergantung jumlah target
yang dicapai. Pemasaran
perusahaan Konto Barre Art mencakup artshop di sekitar Ceking, Tegalalang,
sekitar Ubud, Sukawati, Kerobokan, Kuta, dan Sanur. Selain Pemasaran lokal, perusahaan
ini juga memasarkan produknya hingga luar negeri diantaranya Australia,
Inggris, Amerika, dan Spanyol.
Dalam proses pembuatan
Magic Box menggunakan kayu munggur (suar) sebagai bahan
baku dan semir cair sebagai bahan finishing. Tahap pertama masuk dalam
proses produksi, kayu dimal terlebih dahulu kemudian dipotong sesuai desain
menggunakan mesin Jig Saw. Setelah terbentuk sesuai dengan model, diukir
dahulu sebelum masuk ke tahap kontruksi. Pada tahap kontruksi, potong bagian
pinggir untuk membuat kuncian, kemudian potong bagian tengah dibelah menjadi
dua bagian untuk membuat bentuk sled. Potong bagian atas dan bawah untuk
membentuk tutup dan alas. Masuk dalam proses finishing menggunakan mesin
amplas yang sudah dimodifikasi untuk mendapatkan permukaan yang halus.
Penyemiran menggunakan teknik pencelupan, setelah keringan lalu disikat menggunakan
mesin dinamo yang sudah di modifikasi.
Awal mula bentuk dari Puzzel Box atau
kotak perhiasan ini hanyalah 1 (satu) jenis saja yaitu bentuk box yang menyerupai hati. Seiring berjalannya waktu
dan bermunculannya ide-ide baru, maka muncullah jenis-jenis baru berupa
bentuk-bentuk yang terinspirasi dari isi bumi kita yang beraneka ragam ini,
dimulai dari mahluk hidup (manusia, binatang, pepohonan) sampai
karikatur-karikatur dan masih banyak yang lainnya, karya tersebut diberi nama Magic
Box.
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah yang
harus ditempuh oleh mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni
Indonesia Denpasar, dimana mata kuliah ini dapat mengembangkan wawasan teori
yang telah diberikan secara akademis dan kemampuan praktek mahasiswa dalam
dunia kerja. Selain itu, dengan melaksanakan kerja praktek, mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman dan praktek langsung dilapangan.
Selama Kerja Praktek (KP) di Konto Barre Art penulis mendapatkan pengalaman dalam proses
pembuatan dari awal hingga finishing Magic Box. Selain itu penulis mendapatkan ide-ide baru untuk pembuatan
karya maupun menjadi contoh untuk membuka usaha sendiri dalam dunia handicraft. Penulis memberikan desain baru untuk menambah
model produk baru dari perusahaan Konto Barre Art tanpa merubah kontruksi yang
menjadi ciri khas dari perusaan ini hanya merubah bentuk dan dekorasi serta
finishing
4.2.
Saran
Dalam proses kerja praktek sudah
memadai baik dari segi fasilitas, tempat, peralatan, maupun bahan yang
digunakan cukup berkualitas. Demikian juga keramahan, kebaikan, ketekunan dari pemilik sekiranya dapat penulis jadikan panutan dan sumber inspirasi bagi
pribadi penulis untuk membuat suatu perusahaan yang nantinya akan dapat berguna
untuk membuka lapangan pekerjaan yang baru. Bagi perusahaan Konto barre Art, mudah-mudahan usahanya selalu lancar bisa memperbanyak lagi desain-desain
dan ide-ide yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Bastomi,
Suwadji. 2000. Seni Kriya Seni. Semarang: UNNES Press
Gustami, SP. 2004,
“Proses
Penciptaan Seni Kriya: Untaian Metodologis”, Pps ISI Yogyakarta,Yogyakarta.
Susanto, Mikke, 2003, Membongkar Seni Rupa, Jendela, Yogyakarta.
http://
Kerajinan Kayu.com /
diakses tanggal 10 juni tahun 2013, jam 22.00 wita
DAFTAR
NARASUMBER
I Gusti Andiek
Cendaniawan, 14.00 WITA, 28 Mei 2013, Banjar Manukaya Anyar, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten
Gianyar.
I Gusti Putu Widde
Arthana, 15.00 WITA, 30 Mei 2013, Banjar Manukaya Anyar, Kecamatan Tampaksiring,
Kabupaten Gianyar.
Adek, 14.00 WITA, 1
Juni 2013, Banjar Manukaya Anyar, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
I Gusti Putu Purwa,
14.00 WITA, 4 Juni 2013, Banjar Manukaya Anyar, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.




